NasDem Kota Bandung Terima Kunjungan Pemuda UMNO Malaysia, Perkuat Diplomasi Politik Lintas Negara
BANDUNG — DPD Partai NasDem Kota Bandung menerima kunjungan kehormatan dari delegasi Gerakan Pemuda UMNO Malaysia, Bahagian Kuala Langat, dalam forum pertukaran gagasan bertajuk “From Symbol to Substance: Youth Wings and Their Role in Social Transformation”, Sabtu (5/7/2025).
Pertemuan ini menjadi ruang dialog lintas negara yang membahas peran strategis sayap pemuda partai dalam membentuk arah perubahan sosial dan politik. Diskusi berlangsung dinamis, menyentuh tema seputar konsolidasi gerakan anak muda, penguatan struktur partai, hingga tantangan politik generasi baru di era global.
Ketua DPD NasDem Kota Bandung, Rendiana Awangga, menyebut kunjungan ini sebagai tonggak penting dalam memperluas diplomasi antarpartai di kawasan Asia Tenggara. “Ini bukan semata seremoni persahabatan, tapi bagian dari konsolidasi pemikiran lintas negara. Kami belajar dari pengalaman panjang UMNO, dan di saat yang sama berbagi visi perjuangan Partai NasDem yang berpijak pada politik gagasan,” ujarnya.
Hubungan ini, menurut Awangga, bukanlah relasi baru. NasDem dan UMNO telah memiliki kedekatan historis yang kuat sejak masa kepemudaan Surya Paloh, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai NasDem.
Hal itu turut dikuatkan oleh Tengku Adnan, Ketua Perwakilan NasDem di Malaysia yang menjadi inisiator utama pertemuan ini. Ia mengungkap bahwa hanya Partai NasDem dari Indonesia yang pernah mendapat kehormatan menghadiri agenda penting UMNO. “Ini menunjukkan bahwa hubungan politik kedua partai terbangun di atas fondasi mutual respect, bukan sekadar formalitas,” tuturnya.
Delegasi Pemuda UMNO yang dipimpin oleh Al Hafizi Abu Bakar juga menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat jajaran NasDem Kota Bandung. Ia menyebut NasDem sebagai partai muda yang progresif dan adaptif.
“Partai NasDem menjadi contoh bagaimana partai yang relatif muda bisa menembus batas skeptisisme publik dan dipercaya rakyat, termasuk lewat kemenangan di Pilkada. Ini bukan hal mudah,” ucap Hafizi.
Hafizi juga mengangkat diskusi mengenai perbedaan sistem distrik dan dapil antara Indonesia dan Malaysia yang menurutnya sangat berpengaruh pada strategi kampanye dan kerja politik di lapangan.
Agenda ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas negara tidak hanya menjadi milik diplomat senior, tapi juga dapat dibangun dari ruang-ruang inisiatif kader muda partai yang punya visi besar terhadap masa depan.
“Pemuda bisa menjadi jembatan perubahan. Lewat forum seperti ini, kami ingin membangun masa depan politik yang lebih terbuka, kolaboratif, dan penuh substansi,” tutup Awangga.
(VC)