BANDUNG — Anggota Komisi 3 DPRD Provinsi Jawa Barat, Tia Fitriani, menegaskan pentingnya memperkuat edukasi tentang stunting di tengah masyarakat. Menurutnya, meski berbagai program telah dijalankan, angka stunting di Jawa Barat masih tergolong tinggi dan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.
“Suka tidak suka, stunting ini tetap angkanya masih tinggi. Ini harus kita tekan, termasuk melalui implementasi peraturan daerah,” ujar Tia Fitriani, Jumat (25/4/2025).
Anggota Fraksi Partai NasDem itu menyoroti salah satu faktor pemicu stunting yang sering kali kurang disadari, yakni pernikahan dini. Selain berdampak pada kesehatan anak, pernikahan di usia muda juga memicu persoalan administratif dan sosial.
“Pertama, tidak ada buku nikah. Itu menyulitkan dalam banyak urusan administrasi. Selain itu, banyak juga yang berakhir dengan perceraian, karena mereka menikah di usia yang belum siap untuk membina rumah tangga,” jelasnya.
Karena itu, Tia berkomitmen untuk terus mengawal upaya pencegahan stunting, sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembangunan Ketahanan Keluarga.
“Saya akan terus mengawal masalah stunting, karena ini musuh bersama yang sebenarnya bisa kita hindari kalau kita sama-sama membangun kesadaran,” pungkasnya.
(vic).